Gus Dur Kau Keteduhan Bangsa
2 min readSetiap hari dan malam aku selalu berfikir bagaimana caranya bisa menghadapi segala masalah dengan sikap santai tapi bisa terselesaikan, mencoba mencari pengalaman dan pelajaran untuk bisa menjawab segala kegelisahanku. Tapi sampai saat ini hasilnya masih jauh dari kata kesempurnaan, Aku masih belum bisa menghadapi itu semua dengan baik dan penuh kesabaran.

Gus Dur Kau Keteduhan Bangsa – IPNU Jatim
Setiap hari dan malam aku selalu berfikir bagaimana caranya bisa menghadapi segala masalah dengan sikap santai tapi bisa terselesaikan, mencoba mencari pengalaman dan pelajaran untuk bisa menjawab segala kegelisahanku. Tapi sampai saat ini hasilnya masih jauh dari kata kesempurnaan, Aku masih belum bisa menghadapi itu semua dengan baik dan penuh kesabaran.
Sampai pada akhirnya aku sadar bahwa ada sosok utusan Tuhan yang bisa dijadikan pedoman, memberikan perlawanan dengan kasih sayang, memberi nasihat dengan dipenuhi rasa kekeluargaan, siapa lagi kalau bukan Engkau sang Penyampai keteduhan, K. H ABDURRAHMAN WAHID (GUS DUR) Namanya.
Manusia dengan seribu kelebihan, Kesederhanaan dan kedamaian terpancar dari sosok kharismatik beliau. Rujukan Sifat Tawassuth (Moderat) yang sebenarnya dengan tidak mengedepankan ego diri sendiri tapi lebih mendahulukan kepentingan orang lain dibandingkan dirinya, sikap Tasammuh (Toleransi) yang sesungguhnya dengan sifat beliau yang pluralistik dengan tidak mempersekusi kelompok minoritas tapi menyayangi dengan penuh loyalitas, Pola Tawazzun (Keseimbangan) yang sepatutnya di contoh bagi umat manusia saat ini dengan terus menerus mencoba menyeimbangkan hubungan ketuhanan dengan hubungan kemasyarakatan, Dan Menjalankan Tugas Amar Ma’ruf Nahi Munkar dengan penuh kehati-hatian demi menjaga perasaan dan persatuan.
Beliau juga sebagai Guru Bangsa kita yang memahami betul terhadap kebutuhan, kesalahan, dan kebenaran yang ada di dalam tubuh bangsa kita ini, meskipun beliau dikudeta secara halus oleh orang-orang yang tak suka padanya untuk mendapatkan kepentingan mereka beliau hanya menjawab “Tidak ada jabatan yang harus kita perjuangkan mati-matian.
Dan pada saat ini, setelah engkau meninggalkan kami selama 11 tahun, kami sangat merindukanmu yang selalu membawa kedamaian, ketenteraman, dan keteduhan. Semoga bangsa dan masyarakat bangsa ini selalu mengingatmu dan memberikan do’a sebagai jembatan untuk mendapat Barokahmu.
Al-Fatihah….
Moh. Ary Hidayad (PAC IPNU Proppo Pamekasan)